Sabtu, 20 Juni 2009

//
//

function f_leaderbord()
{google_ad_client = "pub-4335781802185356";
google_alternate_ad_url ="http://www.shvoong.com/ads/?w=728&h=90&lang=ID&ch=3505662080";
google_ad_width = 728;
google_ad_height = 90;
google_ad_format = "728x90_as";
google_ad_type = "image";
google_ad_channel = "3505662080";
google_color_border = "FFFFFF";
google_color_bg = "FFFFFF";
google_color_link = "4242e8";
google_color_text = "000000";
google_color_url = "4242e8";
}
Halaman Utama Shvoong>Seni & Humaniora>Filsafat>Mari "melihat" Alam Ghaib
0){
abstractIDStr = "&abstractID=" + abstractID;
}
if(pageName.length > 0){
pageNameStr = "&pageName=" + pageName;
}
document.getElementById('ctl00_ContentBoxMain_UcClickCounter1_countLinkID').src = "/CountLink.aspx?" + countUrl + abstractIDStr + pageNameStr;
if(postUrl != ""){
location.href = postUrl;
}
}
function counttag(tagName, typeTag, id){
if(tagName != "" && typeTag != ""){
document.getElementById('ctl00_ContentBoxMain_UcClickCounter1_countLinkID').src = "/CountLink.aspx?tag=" + tagName + "&type=" + typeTag + "&id=" + id;
}
}
-->
//
.
Berikut
>
Mari "melihat" Alam Ghaib
Summary rating: 3 stars (53 Tinjauan)
Kunjungan : 4955
Comments : 1
kata : 900

oleh : dfdPengarang : Nilna Iqbal Diterbitkan di: September 10, 2007
oleh : Nilna Iqbal - PustakaNilna.comPara ilmuwan semakin yakin, detail paling halus dalam kosmos memang diliputi kekaburan. Seolah ada tirai pembatas antara pengetahuan manusia dengan hakikat semesta. Ilmu pengetahuan semakin terbukti tak sanggup menembus dunia di balik batas itu.
Bukan apa-apa, memang begitulah cara alam memperlihatkan dirinya pada manusia …! Dalam konsep ilmu pengetahuan modern dewasa ini, alam semesta dengan segala isinya tersusun dari materi dan energi. Materi (benda) tersusun pula atas partikel-partikel halus yang lazim disebut atom. Sedangkan atom, dapat pula kita bagi atas sebuah inti atom bersama sejumlah elektron pada jarak yang relatif jauh. Sebetulnya istilah-istilah atom, proton, dan sebagainya, semua hanyalah “ model”. Artinya nama-nama tersebut dikaitkan dengan suatu gejala tertentu, sedemikian rupa sehingga dengan model itu para ilmuwan akan lebih mudah bekerja. Sebab itu “model” atom bisa bermacam-macam. Dalam sejarah fisika atom, dikenal model-model atom mulai dari Dalton, Thomson, Rutherford, Niels Bohr, dan sebagainya. Jadi pernahkah para ilmuwan melihat elektron? Gelombang? Cahaya? Tidak pernah! Ia bahkan tidak akan pernah tahu apa persisnya semua itu. Thomson misalnya: sekalipun dikatakan sebagai penemu elektron, ia sebetulnya tidak pernah tahu seperti apakah elektron itu. Yang dia lakukan hanyalah membuat eksperimen. Lalu ia perhatikan gejala-gejala atau sifat-sifat hasil eksperimennya. Dari sana disusunlah konsep … dan ternyata konsepnya itu bisa menerangkan gejala tersebut. Hanya itu koq. Lantas, apabila konsep tersebut ternyata gagal, yang salah bukan gejalanya … tapi konsep itulah yang perlu disempurnakan! Namun, baiklah, mari kita coba-coba melakukan eksperimen khayal. Istilahnya “ Gedunken Experiment ” alias eksperimen dalam pikiran. Maksud kita hendak melihat elektron. Okelah kita anggap kita mempunyai semua peralatan yang dibutuhkan. Kita perkirakan ada sebuah mikroskop elektron yang sangat luar biasa. Daya uraiannya kita anggap akan sanggup menembus “kabut atomik”. Ditunjang lagi dengan daya pembesaran mencapai 100 bilyun kali! Memang dengan perbesaran begitu, secara teoritis dapat diramalkan elektron akan terlihat oleh mata. Akan tetapi, apa yang terjadi? Ternyata tak semudah apa yang dibayangkan. Masalahnya begini. Dalam kehidupan sehari-hari biasanya kita bisa melihat karena pertolongan cahaya visual (kasat mata). Cahaya ini mempunyai panjang gelombang antara 3800 angstrom sampai 7500 angstrom ; dimana 1 angstrom = 10-8 cm. Padahal kita tahu elektron jauh lebih kecil dari itu. Diameternya sepertiga milyar milimeter. Tentu akibatnya malah elektron tersebut akan “tertutupi”. Ibarat mau melihat bola, lalu bola itu kita tutup dengan sehelai kain hitam yang panjang. Mana mungkin akan terlihat! Apa akal? Terpaksa kita cari cahaya lain. Tapi panjang gelombangnya mesti yang lebih pendek dari diameter (garis tengah) elektron. Kalau tidak … sama saja bohong! Namun resikonya, kita terpaksa melihat bukan dengan mata. Sebab mata hanya mampu bekerja pada rentang gelombang optis (cahaya tampak). Baiklah kita gunakan saja alat detektor supercanggih, berfungsi laksana “mata”. Ternyata kesulitan tetap saja tak teratasi. Kalau kita pakai sinar-X, panjang gelombangnya masih sedikit besar ketimbang elektron. Yah … akhirnya elektron tak akan kelihatan juga. Terpaksa kita ganti dengan sinar lain. Akhirnya satu-satunya pilihan cuma sinar gamma. Sinar itu dipancarkan oleh radium hingga sering disebut sinar radium. Sinar ini memiliki frekuensi yang sangat tinggi. Itu berarti energinya pun sangat tinggi. Namun, apa yang terjadi sewaktu pas alat detektor kita corongkan ke lensa supermikroskop? Bentuk apakah yang terlihat jauh di kedalaman sana? Tidak! Kita tak menemukan apa-apa! Lho … koq bisa? Bukankah tadi elektron masih ada? Kenapa tiba-tiba bisa lenyap tanpa jejak begitu saja? Apa yang telah terjadi? Ya … sewaktu sinar gamma datang menghampiri elektron, ternyata elektron malah tidak sanggup mematulkan sinar itu kembali ke mata detektor. Ia tak sanggup menahan hantaman sinar gamma berenergi sangat tinggi itu. Elektron malah terhambur, terpental entah ke mana. Kecepatan gerak elektron jadi luar biasa. Tentu saja … detektor tak akan sanggup mencari “di mana dia”! sia … sia … putuslah asa … kecewa! Tapi, apa mau dikata …! BATAS PENGETAHUANPersisnya elektron, tak berposisi sama sekali. Usaha untuk menemukan elektron saja menendangnya ke luar lapangan pengamatan. Usaha menemukan tempatnya, baik dilakukan secara eksperimen atau cuma dikhayalkan saja, sama persis dengan memberinya kecepatan serta arah yang tidak dapat diketahui. Mustahil bisa ditentukan kedudukannya dalam ruang-waktu.Dilematika yang ditimbulkan oleh sebutir elektron pada indera manusia ini, langsung ditangani oleh ahli fisika kuantum, Werner Heisenberg, pemenang hadiah Nobel tahun 1932. Ia mengumumkan apa yang disebutnya asas ketidakpastian . Menurut asas ini, mustahil mempertautkan pada indera manusia semua sifat diskriptif sehari-hari dalam dunia “ ghaib” subatomik. Bahkan sampai waktu kapan pun! Memang, kini dikenal elektron punya deskriptif tertentu, seperti spin, massa, muatan, dan sebagainya. Tapi semua itu tak lain hanyalah pendefinisian sifat gejala alam, ketimbang betul-betul observasi langsung. Kita tak mungkin memungut sebiji atom lalu kita lakukan percobaan, kita ukur, dan sebagainya! Percobaan hanya mungkin dilakukan dalam jumlah yang banyak. Semisal satu gram unsur yang terdiri dari berbilyun-bilyun atom. Akibatnya hasil perhitungan hanyalah “kira-kira”. Pendekatan statistik, sebab ia hanya merupakan kesimpulan rata-rata dari sejumlah besar angka-angka. Jika ilmu pengetahuan coba-coba melakukan eksperimen pada suatu satuan dasar, seperti halnya menyelidiki satu atom, apalagi satu elektron. Maka ia akan berhadapan dengan suatu kemustahilan yang maha mutlak! Banyak para ilmuwan merasa azas ketidakpastian Heisenberg adalah sifat hakiki alam semesta. Mereka yakin, detail paling halus dalam kosmos sering diliputi kekaburan. Ia tak kan pernah dapat diterangkan atau diatasi oleh ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tak kan sanggup mengenal hakekat segala seseuatu. Seolah Heisenberg berkata, “ Ada batas, di mana di luar batas itu kita mustahil bisa mengukur proses alam secara tepat pada waktu yang bersamaan. Batas itu bukan disebabkan keterbatasan alat-alat pengamatan kita. Bukan pula akibat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kita. Tetapi … memang, begitulah cara alam “memperlihatkan” dirinya pada manusia … ”
Link yang relevan :
http://pustakaNilna.com
Daftar PustakaMari "melihat" Alam Ghaib oleh Nilna Iqbal 2007
Cetak
Kirim
Link
Laporan
Terjemahkan

var addthis_pub = 'ronbot';

Mohon ringkasan ini dinilai :
1
2
3
4
5
Ringkasan lain tentang Mari "melihat" Alam Ghaib
Nilai :
1
2
3
4
5
Terima kasih atas penilaian anda
Ringkasan lain tentang Mari "melihat" Alam Ghaib
> Berikut
Kutipan
Model
Atom
Alam
Sains
Ghaib
Elektron
Filsafat Ilmu
Sinar
Kita
Dengan
Dalam
Apa
Akan
Itu
Buat kutipan untuk ringkasan ini CustomValidator

Komentar
Showing 1 out of 1 Tambahkan komentar Anda
1 Tinjauan 29 Maret 2008 1
Ki Robbani
My experience
Ya AllahSWT telah dan selalu menunjukkan kebesarannya.. Subhanallah..!!!!
Tambahkan komentar Anda
var isActive=true;
function DisableComments()
{
if(isActive==true){
document.getElementById('ctl00_ContentBoxMain_WucAddComment1_lnkSendComment').style.display ="none";
isActive==false;
}

}

------
google_ad_client = "pub-4335781802185356";
google_alternate_ad_url ="http://www.shvoong.com/ads/?w=120&h=600&lang=ID&ch=6027556354+1970938560+1999655801";
google_ad_width = 120;
google_ad_height = 600;
google_ad_format = "120x600_as";
google_ad_type = "text";
google_ad_channel = "6027556354+1970938560+1999655801";
google_color_border = "FFFFFF";
google_color_bg = "FFFFFF";
google_color_link = "4242e8";
google_color_text = "000000";
google_color_url = "4242e8";
google_protectAndRun("render_ads.js::google_render_ad", google_handleError, google_render_ad);
google_ad_client = 'pub-4335781802185356';
google_ad_channel = '2845720753';
google_ad_output = 'js';
google_max_num_ads = '1';
google_ad_type = 'text_html';
google_language = 'ID';
google_image_size = '468x60';
google_feedback = 'on';
google_adtest = 'off';

google_protectAndRun("ads_core.google_render_ad", google_handleError, google_render_ad);

function f_bigbox()
{google_ad_client = "pub-4335781802185356";
google_alternate_ad_url ="http://www.shvoong.com/ads/?w=300&h=250&lang=ID&ch=6235413917+1970938560+1999655801";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
google_ad_format = "300x250_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel = "6235413917+1970938560+1999655801";
google_color_border = "FFFFFF";
google_color_bg = "FFFFFF";
google_color_link = "4242e8";
google_color_text = "000000";
google_color_url = "4242e8";
}

function f_c125_r()
{google_ad_client = "pub-4335781802185356";
google_alternate_ad_url ="http://www.shvoong.com/ads/?w=125&h=125&lang=ID&ch=5441545128+1970938560+1999655801";
google_ad_width = 125;
google_ad_height = 125;
google_ad_format = "125x125_as";
google_ad_type = "image";
google_ad_channel = "5441545128+1970938560+1999655801";
google_color_border = "FFFFFF";
google_color_bg = "FFFFFF";
google_color_link = "4242e8";
google_color_text = "000000";
google_color_url = "4242e8";
google_kw_type = "broad";
google_kw = "mari, melihat, alam, ghaib";
}

function f_c125_l()
{google_ad_client = "pub-4335781802185356";
google_alternate_ad_url ="http://www.shvoong.com/ads/?w=125&h=125&lang=ID&ch=5441545128+1970938560+1999655801";
google_ad_width = 125;
google_ad_height = 125;
google_ad_format = "125x125_as";
google_ad_type = "image";
google_ad_channel = "5441545128+1970938560+1999655801";
google_color_border = "FFFFFF";
google_color_bg = "FFFFFF";
google_color_link = "4242e8";
google_color_text = "000000";
google_color_url = "4242e8";
google_kw_type = "broad";
google_kw = "mari, melihat, alam, ghaib";
}
Orang yang membaca ringkasan ini juga membaca:
Pementasan Teater Sakata Padangpanjang:
BERKURBAN
Puisi S Rukiah Sastrawati Angkatan''45
Personality Plus
Kompas
Mengapa Tak Mau Berdoa?
Kiyai dan Ayam
Hidup Mati Penyair Dan Puisinya (1) - HR Bandaharo
Kebudayaan, Filsafat, dan Seni
Sebuah Perang untuk Keterpukauan
Lainnya tentang Filsafat
Yang Lalu Biar Berlalu /La Tahzan
Dalam kehidupan manusia seringkali terjadi berbagai peristiwa, baik itu senang atau sedih, datang si
Strategi pembelajaran Berbasis Kompetensi
Gadis Jeruk (The Orange Girl)
Misteri Soliter
Hidup Jangan Tertidur!
Paling populer
.
.

Daftarkan diri
‎Tentang Shvoong‎
Masuk Email Email Required Invalid Email address Password Password required Invalid Password!!! Masuk
Buat rangkuman pengetahuan manusia di Shvoong.
var SearchButtonId = 'ctl00_Header1_UcSearchSmallN1_SearchButton' ;
var sDomain = 'http://id.shvoong.com/' ;

SetDefaultTextOnLoad('ctl00_Header1_UcSearchSmallN1_SearchText','Find summaries & reviews',28);

« » home
Buku
Teknologi & Internet
Film
Sains
Seni & Humaniora
Bisnis & Ekonomi
Hukum & Politik
Ilmu Sosial
Kedokteran & Kesehatan
Surat kabar Tulis dan dapatkan bayaran
Popular Subjects:
Arkeologi
Sejarah Seni
Kajian Keagamaan - Umum
Sejarah
Sejarah Kedokteran dan Sains
selanjutnya »
Linguistik
Musikologi
Kajian Agama Yahudi
Teori & Kritik
Studi Film dan teater
Kajian Kristen
Kajian Keislaman
Kajian Agama-Agama Asia
Arts
Filsafat
0){
abstractIDStr = "&abstractID=" + abstractID;
}
if(pageName.length > 0){
pageNameStr = "&pageName=" + pageName;
}
document.getElementById('ctl00_Header1_HeaderNavigation1_UcClickCounter1_countLinkID').src = "/CountLink.aspx?" + countUrl + abstractIDStr + pageNameStr;
if(postUrl != ""){
location.href = postUrl;
}
}
function counttag(tagName, typeTag, id){
if(tagName != "" && typeTag != ""){
document.getElementById('ctl00_Header1_HeaderNavigation1_UcClickCounter1_countLinkID').src = "/CountLink.aspx?tag=" + tagName + "&type=" + typeTag + "&id=" + id;
}
}
-->
SlideMainHideCategories(2300, false, 'ctl00_Header1_HeaderNavigation1_divWide', '855')
.
Top Writers Bahasa ▼
English
Español
Português
polski
عربي
Български
简体中文
čeština
Dansk
Nederlands
English
فارسي
suomi
Français
ქართული
Deutsch
Ελληνικά
עברית
हिंदी
Magyar
Indonesia
Italiano
日本語
한국어
Melayu
Norsk
polski
Português
Română
русский
Српски
Español
Svenska
ภาษาไทย
繁體中文
Türkçe
Узбек тили
Tiếng Việt
Pembuat ringkasan Tulis Blog Hubungi Kami
Kutipan
Shvoong
Pengiklan
Link ke kami
Persetujuan pemakai
Hubungi Kami
Peta situs
Afiliasi
‎Tentang Shvoong‎
Blog
var gaJsHost = (("https:" == document.location.protocol) ? "https://ssl." : "http://www.");
document.write(unescape("%3Cscript src='" + gaJsHost + "google-analytics.com/ga.js' type='text/javascript'%3E%3C/script%3E"));
var pageTracker = _gat._getTracker("UA-31216-1");
pageTracker._addOrganic("tiscali","query");
pageTracker._addOrganic("sapo","q");
pageTracker._addOrganic("soso","w");
pageTracker._addOrganic("3721","p");
pageTracker._addOrganic("youdao","q");
pageTracker._addOrganic("sogou","query");
pageTracker._addOrganic("aport","r");
pageTracker._addOrganic("rambler","query");
pageTracker._addOrganic("walla","q");
pageTracker._addOrganic("tapuz","q");
pageTracker._addOrganic("t-online","q");
pageTracker._trackPageview();
//
//
//
var CM8Server = "Shvoong.checkm8.com";
var CM8Cat = "Shvoong.Humanities.h_philosophy";
var CM8Profile="site_language=id&page_type=summary&penname=nilna&summary_length=900&";


//
//

function f_leaderbord()
{google_ad_client = "pub-4335781802185356";
google_alternate_ad_url ="http://www.shvoong.com/ads/?w=728&h=90&lang=ID&ch=3505662080";
google_ad_width = 728;
google_ad_height = 90;
google_ad_format = "728x90_as";
google_ad_type = "image";
google_ad_channel = "3505662080";
google_color_border = "FFFFFF";
google_color_bg = "FFFFFF";
google_color_link = "4242e8";
google_color_text = "000000";
google_color_url = "4242e8";
}
Halaman Utama Shvoong>Seni & Humaniora>Filsafat>Mari "melihat" Alam Ghaib
0){
abstractIDStr = "&abstractID=" + abstractID;
}
if(pageName.length > 0){
pageNameStr = "&pageName=" + pageName;
}
document.getElementById('ctl00_ContentBoxMain_UcClickCounter1_countLinkID').src = "/CountLink.aspx?" + countUrl + abstractIDStr + pageNameStr;
if(postUrl != ""){
location.href = postUrl;
}
}
function counttag(tagName, typeTag, id){
if(tagName != "" && typeTag != ""){
document.getElementById('ctl00_ContentBoxMain_UcClickCounter1_countLinkID').src = "/CountLink.aspx?tag=" + tagName + "&type=" + typeTag + "&id=" + id;
}
}
-->
//
.
Berikut
>
Mari "melihat" Alam Ghaib
Summary rating: 3 stars (53 Tinjauan)
Kunjungan : 4955
Comments : 1
kata : 900

oleh : nilna
Pengarang : Nilna Iqbal Diterbitkan di: September 10, 2007
oleh : Nilna Iqbal - PustakaNilna.comPara ilmuwan semakin yakin, detail paling halus dalam kosmos memang diliputi kekaburan. Seolah ada tirai pembatas antara pengetahuan manusia dengan hakikat semesta. Ilmu pengetahuan semakin terbukti tak sanggup menembus dunia di balik batas itu.
Bukan apa-apa, memang begitulah cara alam memperlihatkan dirinya pada manusia …! Dalam konsep ilmu pengetahuan modern dewasa ini, alam semesta dengan segala isinya tersusun dari materi dan energi. Materi (benda) tersusun pula atas partikel-partikel halus yang lazim disebut atom. Sedangkan atom, dapat pula kita bagi atas sebuah inti atom bersama sejumlah elektron pada jarak yang relatif jauh. Sebetulnya istilah-istilah atom, proton, dan sebagainya, semua hanyalah “ model”. Artinya nama-nama tersebut dikaitkan dengan suatu gejala tertentu, sedemikian rupa sehingga dengan model itu para ilmuwan akan lebih mudah bekerja. Sebab itu “model” atom bisa bermacam-macam. Dalam sejarah fisika atom, dikenal model-model atom mulai dari Dalton, Thomson, Rutherford, Niels Bohr, dan sebagainya. Jadi pernahkah para ilmuwan melihat elektron? Gelombang? Cahaya? Tidak pernah! Ia bahkan tidak akan pernah tahu apa persisnya semua itu. Thomson misalnya: sekalipun dikatakan sebagai penemu elektron, ia sebetulnya tidak pernah tahu seperti apakah elektron itu. Yang dia lakukan hanyalah membuat eksperimen. Lalu ia perhatikan gejala-gejala atau sifat-sifat hasil eksperimennya. Dari sana disusunlah konsep … dan ternyata konsepnya itu bisa menerangkan gejala tersebut. Hanya itu koq. Lantas, apabila konsep tersebut ternyata gagal, yang salah bukan gejalanya … tapi konsep itulah yang perlu disempurnakan! Namun, baiklah, mari kita coba-coba melakukan eksperimen khayal. Istilahnya “ Gedunken Experiment ” alias eksperimen dalam pikiran. Maksud kita hendak melihat elektron. Okelah kita anggap kita mempunyai semua peralatan yang dibutuhkan. Kita perkirakan ada sebuah mikroskop elektron yang sangat luar biasa. Daya uraiannya kita anggap akan sanggup menembus “kabut atomik”. Ditunjang lagi dengan daya pembesaran mencapai 100 bilyun kali! Memang dengan perbesaran begitu, secara teoritis dapat diramalkan elektron akan terlihat oleh mata. Akan tetapi, apa yang terjadi? Ternyata tak semudah apa yang dibayangkan. Masalahnya begini. Dalam kehidupan sehari-hari biasanya kita bisa melihat karena pertolongan cahaya visual (kasat mata). Cahaya ini mempunyai panjang gelombang antara 3800 angstrom sampai 7500 angstrom ; dimana 1 angstrom = 10-8 cm. Padahal kita tahu elektron jauh lebih kecil dari itu. Diameternya sepertiga milyar milimeter. Tentu akibatnya malah elektron tersebut akan “tertutupi”. Ibarat mau melihat bola, lalu bola itu kita tutup dengan sehelai kain hitam yang panjang. Mana mungkin akan terlihat! Apa akal? Terpaksa kita cari cahaya lain. Tapi panjang gelombangnya mesti yang lebih pendek dari diameter (garis tengah) elektron. Kalau tidak … sama saja bohong! Namun resikonya, kita terpaksa melihat bukan dengan mata. Sebab mata hanya mampu bekerja pada rentang gelombang optis (cahaya tampak). Baiklah kita gunakan saja alat detektor supercanggih, berfungsi laksana “mata”. Ternyata kesulitan tetap saja tak teratasi. Kalau kita pakai sinar-X, panjang gelombangnya masih sedikit besar ketimbang elektron. Yah … akhirnya elektron tak akan kelihatan juga. Terpaksa kita ganti dengan sinar lain. Akhirnya satu-satunya pilihan cuma sinar gamma. Sinar itu dipancarkan oleh radium hingga sering disebut sinar radium. Sinar ini memiliki frekuensi yang sangat tinggi. Itu berarti energinya pun sangat tinggi. Namun, apa yang terjadi sewaktu pas alat detektor kita corongkan ke lensa supermikroskop? Bentuk apakah yang terlihat jauh di kedalaman sana? Tidak! Kita tak menemukan apa-apa! Lho … koq bisa? Bukankah tadi elektron masih ada? Kenapa tiba-tiba bisa lenyap tanpa jejak begitu saja? Apa yang telah terjadi? Ya … sewaktu sinar gamma datang menghampiri elektron, ternyata elektron malah tidak sanggup mematulkan sinar itu kembali ke mata detektor. Ia tak sanggup menahan hantaman sinar gamma berenergi sangat tinggi itu. Elektron malah terhambur, terpental entah ke mana. Kecepatan gerak elektron jadi luar biasa. Tentu saja … detektor tak akan sanggup mencari “di mana dia”! sia … sia … putuslah asa … kecewa! Tapi, apa mau dikata …! BATAS PENGETAHUANPersisnya elektron, tak berposisi sama sekali. Usaha untuk menemukan elektron saja menendangnya ke luar lapangan pengamatan. Usaha menemukan tempatnya, baik dilakukan secara eksperimen atau cuma dikhayalkan saja, sama persis dengan memberinya kecepatan serta arah yang tidak dapat diketahui. Mustahil bisa ditentukan kedudukannya dalam ruang-waktu.Dilematika yang ditimbulkan oleh sebutir elektron pada indera manusia ini, langsung ditangani oleh ahli fisika kuantum, Werner Heisenberg, pemenang hadiah Nobel tahun 1932. Ia mengumumkan apa yang disebutnya asas ketidakpastian . Menurut asas ini, mustahil mempertautkan pada indera manusia semua sifat diskriptif sehari-hari dalam dunia “ ghaib” subatomik. Bahkan sampai waktu kapan pun! Memang, kini dikenal elektron punya deskriptif tertentu, seperti spin, massa, muatan, dan sebagainya. Tapi semua itu tak lain hanyalah pendefinisian sifat gejala alam, ketimbang betul-betul observasi langsung. Kita tak mungkin memungut sebiji atom lalu kita lakukan percobaan, kita ukur, dan sebagainya! Percobaan hanya mungkin dilakukan dalam jumlah yang banyak. Semisal satu gram unsur yang terdiri dari berbilyun-bilyun atom. Akibatnya hasil perhitungan hanyalah “kira-kira”. Pendekatan statistik, sebab ia hanya merupakan kesimpulan rata-rata dari sejumlah besar angka-angka. Jika ilmu pengetahuan coba-coba melakukan eksperimen pada suatu satuan dasar, seperti halnya menyelidiki satu atom, apalagi satu elektron. Maka ia akan berhadapan dengan suatu kemustahilan yang maha mutlak! Banyak para ilmuwan merasa azas ketidakpastian Heisenberg adalah sifat hakiki alam semesta. Mereka yakin, detail paling halus dalam kosmos sering diliputi kekaburan. Ia tak kan pernah dapat diterangkan atau diatasi oleh ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tak kan sanggup mengenal hakekat segala seseuatu. Seolah Heisenberg berkata, “ Ada batas, di mana di luar batas itu kita mustahil bisa mengukur proses alam secara tepat pada waktu yang bersamaan. Batas itu bukan disebabkan keterbatasan alat-alat pengamatan kita. Bukan pula akibat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kita. Tetapi … memang, begitulah cara alam “memperlihatkan” dirinya pada manusia … ”
Link yang relevan :
http://pustakaNilna.com
Daftar PustakaMari "melihat" Alam Ghaib oleh Nilna Iqbal 2007
Cetak
Kirim
Link
Laporan
Terjemahkan

var addthis_pub = 'ronbot';

Mohon ringkasan ini dinilai :
1
2
3
4
5
Ringkasan lain tentang Mari "melihat" Alam Ghaib
Nilai :
1
2
3
4
5
Terima kasih atas penilaian anda
Ringkasan lain tentang Mari "melihat" Alam Ghaib
> Berikut
Kutipan
Model
Atom
Alam
Sains
Ghaib
Elektron
Filsafat Ilmu
Sinar
Kita
Dengan
Dalam
Apa
Akan
Itu
Buat kutipan untuk ringkasan ini CustomValidator

Komentar
Showing 1 out of 1 Tambahkan komentar Anda
1 Tinjauan 29 Maret 2008 1
Ki Robbani
My experience
Ya AllahSWT telah dan selalu menunjukkan kebesarannya.. Subhanallah..!!!!
Tambahkan komentar Anda
var isActive=true;
function DisableComments()
{
if(isActive==true){
document.getElementById('ctl00_ContentBoxMain_WucAddComment1_lnkSendComment').style.display ="none";
isActive==false;
}

}

------
google_ad_client = "pub-4335781802185356";
google_alternate_ad_url ="http://www.shvoong.com/ads/?w=120&h=600&lang=ID&ch=6027556354+1970938560+1999655801";
google_ad_width = 120;
google_ad_height = 600;
google_ad_format = "120x600_as";
google_ad_type = "text";
google_ad_channel = "6027556354+1970938560+1999655801";
google_color_border = "FFFFFF";
google_color_bg = "FFFFFF";
google_color_link = "4242e8";
google_color_text = "000000";
google_color_url = "4242e8";
google_protectAndRun("render_ads.js::google_render_ad", google_handleError, google_render_ad);
google_ad_client = 'pub-4335781802185356';
google_ad_channel = '2845720753';
google_ad_output = 'js';
google_max_num_ads = '1';
google_ad_type = 'text_html';
google_language = 'ID';
google_image_size = '468x60';
google_feedback = 'on';
google_adtest = 'off';

google_protectAndRun("ads_core.google_render_ad", google_handleError, google_render_ad);

function f_bigbox()
{google_ad_client = "pub-4335781802185356";
google_alternate_ad_url ="http://www.shvoong.com/ads/?w=300&h=250&lang=ID&ch=6235413917+1970938560+1999655801";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
google_ad_format = "300x250_as";
google_ad_type = "text_image";
google_ad_channel = "6235413917+1970938560+1999655801";
google_color_border = "FFFFFF";
google_color_bg = "FFFFFF";
google_color_link = "4242e8";
google_color_text = "000000";
google_color_url = "4242e8";
}

function f_c125_r()
{google_ad_client = "pub-4335781802185356";
google_alternate_ad_url ="http://www.shvoong.com/ads/?w=125&h=125&lang=ID&ch=5441545128+1970938560+1999655801";
google_ad_width = 125;
google_ad_height = 125;
google_ad_format = "125x125_as";
google_ad_type = "image";
google_ad_channel = "5441545128+1970938560+1999655801";
google_color_border = "FFFFFF";
google_color_bg = "FFFFFF";
google_color_link = "4242e8";
google_color_text = "000000";
google_color_url = "4242e8";
google_kw_type = "broad";
google_kw = "mari, melihat, alam, ghaib";
}

function f_c125_l()
{google_ad_client = "pub-4335781802185356";
google_alternate_ad_url ="http://www.shvoong.com/ads/?w=125&h=125&lang=ID&ch=5441545128+1970938560+1999655801";
google_ad_width = 125;
google_ad_height = 125;
google_ad_format = "125x125_as";
google_ad_type = "image";
google_ad_channel = "5441545128+1970938560+1999655801";
google_color_border = "FFFFFF";
google_color_bg = "FFFFFF";
google_color_link = "4242e8";
google_color_text = "000000";
google_color_url = "4242e8";
google_kw_type = "broad";
google_kw = "mari, melihat, alam, ghaib";
}
Orang yang membaca ringkasan ini juga membaca:
Pementasan Teater Sakata Padangpanjang:
BERKURBAN
Puisi S Rukiah Sastrawati Angkatan''45
Personality Plus
Kompas
Mengapa Tak Mau Berdoa?
Kiyai dan Ayam
Hidup Mati Penyair Dan Puisinya (1) - HR Bandaharo
Kebudayaan, Filsafat, dan Seni
Sebuah Perang untuk Keterpukauan
Lainnya tentang Filsafat
Yang Lalu Biar Berlalu /La Tahzan
Dalam kehidupan manusia seringkali terjadi berbagai peristiwa, baik itu senang atau sedih, datang si
Strategi pembelajaran Berbasis Kompetensi
Gadis Jeruk (The Orange Girl)
Misteri Soliter
Hidup Jangan Tertidur!
Paling populer
.
.

Daftarkan diri
‎Tentang Shvoong‎
Masuk Email Email Required Invalid Email address Password Password required Invalid Password!!! Masuk
Buat rangkuman pengetahuan manusia di Shvoong.
var SearchButtonId = 'ctl00_Header1_UcSearchSmallN1_SearchButton' ;
var sDomain = 'http://id.shvoong.com/' ;

SetDefaultTextOnLoad('ctl00_Header1_UcSearchSmallN1_SearchText','Find summaries & reviews',28);

« » home
Buku
Teknologi & Internet
Film
Sains
Seni & Humaniora
Bisnis & Ekonomi
Hukum & Politik
Ilmu Sosial
Kedokteran & Kesehatan
Surat kabar Tulis dan dapatkan bayaran
Popular Subjects:
Arkeologi
Sejarah Seni
Kajian Keagamaan - Umum
Sejarah
Sejarah Kedokteran dan Sains
selanjutnya »
Linguistik
Musikologi
Kajian Agama Yahudi
Teori & Kritik
Studi Film dan teater
Kajian Kristen
Kajian Keislaman
Kajian Agama-Agama Asia
Arts
Filsafat
0){
abstractIDStr = "&abstractID=" + abstractID;
}
if(pageName.length > 0){
pageNameStr = "&pageName=" + pageName;
}
document.getElementById('ctl00_Header1_HeaderNavigation1_UcClickCounter1_countLinkID').src = "/CountLink.aspx?" + countUrl + abstractIDStr + pageNameStr;
if(postUrl != ""){
location.href = postUrl;
}
}
function counttag(tagName, typeTag, id){
if(tagName != "" && typeTag != ""){
document.getElementById('ctl00_Header1_HeaderNavigation1_UcClickCounter1_countLinkID').src = "/CountLink.aspx?tag=" + tagName + "&type=" + typeTag + "&id=" + id;
}
}
-->
SlideMainHideCategories(2300, false, 'ctl00_Header1_HeaderNavigation1_divWide', '855')
.
Top Writers Bahasa ▼
English
Español
Português
polski
عربي
Български
简体中文
čeština
Dansk
Nederlands
English
فارسي
suomi
Français
ქართული
Deutsch
Ελληνικά
עברית
हिंदी
Magyar
Indonesia
Italiano
日本語
한국어
Melayu
Norsk
polski
Português
Română
русский
Српски
Español
Svenska
ภาษาไทย
繁體中文
Türkçe
Узбек тили
Tiếng Việt
Pembuat ringkasan Tulis Blog Hubungi Kami
Kutipan
Shvoong
Pengiklan
Link ke kami
Persetujuan pemakai
Hubungi Kami
Peta situs
Afiliasi
‎Tentang Shvoong‎
Blog
var gaJsHost = (("https:" == document.location.protocol) ? "https://ssl." : "http://www.");
document.write(unescape("%3Cscript src='" + gaJsHost + "google-analytics.com/ga.js' type='text/javascript'%3E%3C/script%3E"));
var pageTracker = _gat._getTracker("UA-31216-1");
pageTracker._addOrganic("tiscali","query");
pageTracker._addOrganic("sapo","q");
pageTracker._addOrganic("soso","w");
pageTracker._addOrganic("3721","p");
pageTracker._addOrganic("youdao","q");
pageTracker._addOrganic("sogou","query");
pageTracker._addOrganic("aport","r");
pageTracker._addOrganic("rambler","query");
pageTracker._addOrganic("walla","q");
pageTracker._addOrganic("tapuz","q");
pageTracker._addOrganic("t-online","q");
pageTracker._trackPageview();
//
//
//
var CM8Server = "Shvoong.checkm8.com";
var CM8Cat = "Shvoong.Humanities.h_philosophy";
var CM8Profile="site_language=id&page_type=summary&penname=nilna&summary_length=900&";

Tidak ada komentar:

Posting Komentar